Kamis, 22 Mei 2008

SISI LAIN DARI KEKAYAAN MIGAS NATUNA


" Gus dok singgoh ke pundok kami " Itulah kata keseharian dari penduduk yang berada dalam lingkungan ekonomi menengah kebawah yang sering kita jumpai di daerah pinggiran kelurahan sedanau . "Aku heran katanya Natuna kaya tapi kok masih ada rumah - rumah yang sesederhana begituya ?" pertayaan itu pernah di ungkapkan oleh salah satu teman aku yang berada di Tg.Pinang sewaktu ia ke sedanau , dan aku langsung menjawab "Biasa akibat terlalu banyak tikus " . sebenarnya aku malu dengan kawan aku sendiri karena Natuna selalu mempamerkan APBD yang wah begitu besar tapi kok masih ada rumah yang hampir mirib dengan gubuk , Dan kadang aku bertanya kapan mereka itu bisa menikmati hasil migas yang penah di iming - imingkan pemerintah yang menyatakan bahwa kehidupan masyarakat Natuna akan makmur karena Natuna mempunyai ladang gas yang begitu besar , ternyata Busett kawan yang ada hanya kesengsaraan dan kemelaratan yang di dapatkan oleh masyarakat kecil kita yang mana pada malam nanti pukul 00:00 Wib BBM akan di naikan oleh pemerintah pusat dan untuk saat ini pemerintah daerah kita belum terdengar solusi apa yang akan di buat guna mengantisipasi kenaikan BBM tersebut , Sungguh terlalu !!!!!!!!!!!!!!

2 komentar:

ASTUTI mengatakan...

Jangan heran rakyat Natuna masih banyak yang miskin...habisnya harta migas dibawa ke Amerika dan Jakarta doang sihhh...

Marlina J. Ya'akup mengatakan...

Nyamung komen dari Astuti, dan yang menikmati besarnya APBD yang Agus maksud hanya segelintir orang saja. Seperti yang saya lihat ketika saya kemarin pulang, rumah-rumah penduduk yang pas-pasan bahkan hanya sepotong saja, bagian dapur bahkan tidak berdinding. Sungguh miris dan ironi sekali. Apa kata dunia?